Kamis, 10 Mei 2012

Tentang Nyawa / Roh.

Banyak orang yang percaya bahwa terdapat Nyawa / Roh yang membuat manusia menjadi hidup. Kesadaran yang dimiliki seseorang adalah milik roh orang tersebut. Ketika berpisah dengan tubuh, tubuh fisik akan mati dan roh akan melanjutkan ke kehidupan selanjutnya. Anggapan ini memiliki beberapa komponen:

1. Roh/Nyawa adalah yang menyebabkan manusia hidup.
2. Kepribadian dan Kesadaran kita adalah milik roh, dan akan survive melanjutkan ke kehidupan selanjutnya ketika tubuh fisik mati.

3. Ada kehidupan selanjutnya (baik berupa akhirat maupun reinkarnasi). Faktanya adalah: Kehidupan manusia adalah konsekuensi dari koordinasi berbagai kerja organ tubuh. Kenyataan bahwa setiap orang yang mati pasti memiliki penyebab fisik yang mendasari kematiannya merupakan buktinya. Manusia akan mati jika ada organ yang gagal berfungsi, terutama organ vital. Apa yang membuat organ-organ tersebut bekerja? Jawabannya bukan nyawa. Organ2 tersebut akan bekerja selama ada supply energi dan tidak ada gangguan. Energinya berasal dari nutrisi, dari makanan yang dikonsumsi. Semenjak organ2 tersebut sudah terbentuk sempurna dan berkesempatan untuk menjalankan fungsinya,  organ2 itu sudah mulai bekerja secara otomatis dengan menyerap nutrisi tentunya (paru2 baru bekerja saat bayi dilahirkan). Ada saatnya di dalam kandungan ketika jabang bayi masih merupakan bagian dari tubuh induknya, ketika organ2nya belum tumbuh sempurna. Satu per satu organ terbentuk dan mulai bekerja. Selama masih menjadi bagian dari tubuh induk, jabang bayi bisa dianggap sebagai organ tubuh si induk dan hidup dengan menyerap nutrisi dari induknya. Ketika seluruh organ sudah cukup siap untuk bekerja, bayi pun berpisah dari induknya.
Singkat kata, kehidupan pada manusia merupakan suatu rantai yang tak terputus dari induknya, ke induknya lagi, ke induknya lagi terus demikian. Sejauh ini peran dimana nyawa berperan untuk menjaga kehidupan tidaklah terbukti. Kenyataannya adalah kalau ada orang yang mati karena serangan jantung, ia mati karena jantungnya berhenti berdetak. Karena ada gangguan fisik pada jantung tersebut. Berbeda dengan pandangan dari sudut pandang mereka yang percaya nyawa, bahwa jantung berhenti karena nyawanya dicabut. Kemudian terkait dengan kepribadian dan kesadaran. Jika memang kepribadian dan kesadaran ini adalah milik roh yang lebih kekal yang menempati tubuh fisik manusia, maka seharusnya Kepribadian dan kesadaran tidak terkait struktur fisik, karena berdasarkan asumsi yang ada, ia bisa survive meski tanpa struktur fisik tubuh manusia sehingga bisa terus meneruskan hidupnya setelah tubuh fisik manusia mati. Fakta yang ditemukan lebih mendukung bahwa kepribadian dan kesadaran merupakan produk dari interaksi antar sel otak. Kepribadian dan kesadaran seseorang bisa benar2 berubah jika struktur fisik pada otaknya mengalami perubahan, sebagaimana yang terjadi pada kasus2 orang yang mengalami gangguan pada otaknya (stroke, tumor, dll). Mereka yang mengalami perubahan pada struktur otak bisa mengalami perubahan pada tingkah laku, bahkan berubah sifat dan kepribadiannya menjadi orang yang sama sekali berbeda.
Jika sekedar perubahan pada struktur saja bisa mengubah kepribadian, apalagi kalau seluruh sel otak mati. Ketika mengalami kematian, seluruh sel otak kita akan mati sehingga kesadaran dan kepribadian kita pun akan lenyap bersamaan dengan matinya sel-sel otak tersebut. Jika tidak ada roh yang survive setelah kita mati, maka sepertinya cukup mudah untuk kita menarik kesimpulan sendiri tentang klaim bahwa ada kehidupan setelah kematian. Paham bahwa ada dualisme antara tubuh dan jiwa sudah semakin ditinggalkan, karena kenyataannya yang lebih didukung bukti adalah sudut pandang monisme bahwa manusia ini ya hanya fisik saja. Nothing outlast the body, and there’s no ghost in the machine.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Banner 468 X 60